Jawabanyang benar adalah: A. Fanatik sempit, individualis, eksklusivisme, primodialisme. Dilansir dari Ensiklopedia, dalam mengembangkan sikap kerjasama di berbagai bidang kehidupan masyarakat, setiap warga negara harus menghindari sikap tidak terpuji seperti Fanatik sempit, individualis, eksklusivisme, primodialisme.
- Pertengkaran dalam hubungan sebenarnya bisa jadi bumbu romansa, jika terjadi dalam kadar yang tepat. Tapi, kita juga perlu berhati-hati jika pertengkaran tersebut terus terjadi tanpa adanya peluang untuk salah satu potensi yang dapat merusak sebuah hubungan adalah pertengkaran yang konsisten dan tak kunjung berakhir. Perbedaan pendapat, kesalahpahaman, atau kesalahan dari salah satu pasangan akan berkontribusi pada munculnya pertengkaran yang lebih besar dan buruk. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tahu kapan harus berhenti bertengkar dengan pasangan demi menyelamatkan hubungan, pasangan, dan dirimu sendiri. Melansir dari Our Relationship, ini hal yang bisa Kawan Puan tiru jika ada pertengkaran dengan pasangan. Tidak Bersikap Defensif Wajar jika Kawan Puan ingin bersikap defensif saat terjadi pertengkaran. Sebab, mungkin kamu merasa diserang, dianiaya, atau disalahkan atas sesuatu yang sebenarnya tidak sengaja bahkan tidak kamu lakukan. Menyerang balik hingga mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya justru meningkatkan amarah. Maka, mengevaluasi situasi secara objektif adalah jalan terbaik. Maksudnya ialah meminta maaf dan mencoba memperbaiki apa yang terjadi. Coba diskusikan apa yang bisa kamu lakukan untuk memperbaiki masalah. Jika situasi sudah mereda dan agak lama, kamu bisa berbicara kembali bahwa sebenarnya kamu tidak salah dan jelaskan alasannya. Baca Juga Tantangan Social Butterfly yang Sering Bikin Orang Salah Paham Mengurangi Ego dengan Menjauh dari Situasi Sering kali saat bertengkar, pikiran dan emosi seseorang bisa menjadi tidak rasional. Bertengkar dalam pola pikir ini akan membahayakan hubungan karena memungkinkan kamu mengatakan hal-hal yang tidak argumen menjadi terlalu panas, menjauhlah sejenak, tenangkan diri dan pikirkan kembali apa yang seharusnya dilakukan. Biarkan pikiranmu menjadi dingin. Habiskan waktu dengan berjalan-jalan atau me time. Biasanya saat sudah tenang, kita dapat mendekati konflik dengan sikap baru setelah menjernihkan pikiran. Membuat Batasan dan Kesepakatan Pertengkaran menjadi tidak terkendali ketika salah seorang menyerang karakter pasangan, alih-alih masalah itu sendiri. Berteriak satu sama lain, mengumpat, dan menghindari masalah sebenarnya justru akan membuatnya semakin runyam. Duduklah dengan pasanganmu dan diskusikan beberapa batasan saat kalian bertengkar. Contohnya, satu orang mungkin berbicara lebih dulu dengan nada hormat tanpa berteriak atau mengumpat. Baca Juga Social Butterfly Ekstrovert yang Sering Dianggap Baik ke Semua Orang Segera Menyelesaikan Konflik Pasangan yang membiarkan masalah meningkat biasanya lebih cepat berakhir, daripada mereka yang menyelesaikan konflik dengan cepat. Tidak berbicara dan membiarkan perasaan kalian kalut menghasilkan kebencian atau kepahitan yang berpotensi merusak hubungan. Segera ungkapkan perasaanmu untuk menyelesaikan konflik dan memperbaikinya. Tujuannya, agar tidak ada yang membebani pikiran kamu saat kembali menjalin hubungan. Apabila Kawan Puan berkomitmen untuk menyelamatkan hubungan, cara berhenti bertengkar dengan pasangan ini akan sangat berguna. Hindari membuang energi untuk berhadapan dengan masalah-masalah kecil yang tidak begitu perlu.* Baca Juga Awas! 5 Kebiasaan Ini Tanpa Disadari Bisa Merusak Hubunganmu dengan Pasangan
1Sikap yang dapat menghindari suatu pertengkaran adalah a.Perasaan mau menang sendiri b.Mengungkit ngungkit masalah yang pernah terjadi c.Tidak mau menghargai perbedaan yang ada d.Menjadi orang pemaaf dan sabar e.Mempunyai sifat pendendam Jawabannya adalah d.Menjadi orang pemaaf dan sabar

Pertama, singkirkan anggapan bahwa dirimu selalu benar. Kita semua adalah manusia, jadi setiap orang pada akhirnya membuat kesalahan. Belajarlah untuk menerima kesalahanmu. Bereaksi berlebihan selama situasi seperti itu dan berlebihan dengan argumen tidak akan menguntungkanmu atau pasanganmu dengan cara apa pun. Belajar Mendengarkan Saat berdebat dengan seseorang, dirimu cenderung mengabaikan apa yang dikatakan orang lain. dirimu mencoba untuk menetapkan poin untuk melepaskan amarah dan frustrasi dari tubuh serta pikiran kita, tetapi saat melakukannya, kita lupa bahwa orang lain juga berada dalam situasi yang sama dan dia mungkin juga ingin mengatakan sesuatu. Tinggalkan Masa Lalu Sejauh ini, ini adalah salah satu hal terburuk yang dapat dirimu lakukan saat bertengkar dengan pasangan. Membawa masa lalu ke dalam argumen saat ini adalah larangan utama. Dirimu mungkin menyakiti diri sendiri dan pasanganmu dengan menggali masa lalu yang tersisa untuk dilupakan. Tetap pada saat ini dan cobalah untuk menyelesaikan masalah. Menyelesaikan masalah dengan pasangan perlu dilakukan, jangan pernah untuk menghindari penyelesain masalah tersebut.

1 Cuek dan Perbanyak Sabar, ya! Mau tak mau, cara menghadapi orang bermuka dua ini adalah dengan sabar. Kalau kita nggak bisa sabar, yang ada malah kita jadi ribut dengannya. Saat mengetahui sifatnya yang pura-pura baik di depan kita tapi malah menjelekkan kita dibelakang, pastilah membuat kita merasa marah dan kesal.
Sikap apa saja yang harus kamu lakukan untuk menghindari pertengkaran? Jujurlah Tentang Keinginan Anda. Ciptakan Keamanan. Saling Mempelajari Perbedaan. Dengarkan Sepenuh Hati. Ajukan Pertanyaan Terbuka. Perhatikan Kondisi Masing-masing. Jangan Berpikir Pasangan Bisa Membaca Pikiran. Sebutkan 3 bahaya dari pertengkaran sikap apa saja yang harus kita miliki untuk menghindari pertengkaran? Jangan mencari masalah. Berbaik Hati lah kepada setiap orang. Jangan Sombong. Apa saja yang harus dilakukan agar tidak terjadi pertengkaran dalam pertemanan? Coba Hubungi Dia Duluan. Jangan Jaim Jika Kamu Bersalah. Buat Candaan saat Berbicara. Bicaralah Secara Terbuka. Dengarkan Jika Teman Menjelaskan Tentang Perasaannya. Kasih Hadiah Sederhana. Apa yang bisa dilakukan untuk menghindari pertengkaran dengan teman di sekolah? Tarik napas dalam-dalam. Jika Anda merasa tegang dan ingin bertengkar, berfokuslah pada pernapasan. Luangkan waktu untuk berpikir. Alih-alih, Anda harus berhenti. Buat kebiasaan untuk menarik napas dalam-dalam dan berpikir panjang sebelum berbicara atau bertindak. Mengapa kita harus menghindari terjadinya pertengkaran dalam permainan? Jawaban karena itu merupakan perbuatan yg tercela. bukan hanya diri kita sendiri yg rugi tapi juga merugikan orang lain. oleh karena itu hindari lah perbuatan yg tercela salah satunya seperti menghindari pertengkaran dalam bermain. Apa saja contoh perilaku menghindari minuman keras judi dan pertengkaran Sebutkan minimal 3? cari pergaulan yang sehat dan aman. mendekatkan diri kepada Allah SWT. selalu mengingat Allah SWT dimanapun dan kapan pun. Bagaimana cara menghindari minuman keras Sebutkan 4? kuatkan imam. jauhkan minuman berhakohol dari rumah anda. jangan anda minum saat anda merasa buruk. kurangi pergi ke bar. .bergaulah dengan orang orang yang tidak minuman keras. Bagaimana cara menghindari permusuhan dalam permainan? Tidak berkata kasar pada teman. Harus saling tolong menolong. Tidak saling memilih agama. Tidak curang dalam bermain. Tidak boleh mengabaikan pendapat teman. Tidak merendahkan kemampuan teman. Tidak menjelekkan usaha teman,dan masih banyak lagi. Apa yang harus dilakukan ketika terjadi konflik dengan teman? Tenangkan Diri. Ceritakan yang Kamu Rasakan dengan Jelas dan Singkat. Berikan Fokus dan Perhatian Saat Sahabat Berbicara. Lakukan Permintaan Maaf. Segera Cari Solusi. Lakukan Hal Menyenangkan Bersama. Apa yang kamu lakukan jika memiliki masalah dengan temanmu? Minta bantuan orang lain untuk menjadi mediator. Berikan waktu untuk menjelaskan pendapatnya. Jangan gengsi untuk meminta maaf terlebih dahulu. Berani bertanggung jawab. Membicarakan keburukan temanmu di belakangnya. Bagaimana cara kamu menenangkan diri setelah bertengkar? Saling Memberi Ruang untuk Menenangkan Diri. Coba untuk saling menjauh sejenak. Memberi ruang untuk menenangkan diri. Hindari Bicara saat Emosi Masih Meluap-luap. Ambil jeda lebih dahulu. Utarakan Isi Hati Melalui Media Lain. Apa yang harus dilakukan untuk menghindari pertengkaran dan menciptakan kerukunan dalam perbedaan? Jawaban. Jawaban Cara menghindari pertengkaran dalam perbedaan keragaman adalah menghormati satu sama lain, tidak menjelek-jelekan atau menganggap remeh keragaman orang lain. Apa penyebab pemicu pertengkaran? Bagaimana Sebutkan 5 Cara Menghindari minuman Khamar judi dan pertengkaran? References Pertanyaan Lainnya1Sifat Keadilan Allah Terhadap Amal Ibadah Hambanya Kelak Dihari Kiamat?2Diagonal Ruang Pada Kubus Yang Tepat Berjumlah?3Jika Massa Jenis Air 1000 Kg/M3 Dan Percepatan Gravitasi 10n/Kg?4Tugas 4 Meringkas Teks Tanggapan Kritis?5Jelaskan Maksud Zakat Sebagai Ibadah Yang Berfungsi Sosial?6Garam Yang Bersifat Asam Adalah?7Mengapa Rumah Tangga Perlu Menerapkan Prinsip Ekonomi?8Jelaskan Cara Mengisi Kolom Kecakapan Pada Daftar Riwayat Hidup?9Cara Beriman Kepada Kitab Sebelum Al Quran?10Bagaimana Cara Mengenal Allah SWT Melalui Al Quran? Pertengkaran Ns.Rahayu Setiawati Damanik, S.Kep, M.S.M Mohon Tunggu Penulis buku & Wirausaha -. 1. Do your best and God will do the rest (Lakukan yang terbaik apa yang menjadi bagianmu dan biarkan Tuhan menentukan hasilnya) 2. Penulis lahir di Kabanjahe Sumatera Utara pada tanggal 15 Juni 1983. Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Keperawatan
Pepatah mengatakan bahwa pertengkaran adalah bumbu sebuah hubungan. Rasanya sebuah hubungan tak lengkap bila tak ada pertengkaran. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa pertengkaran membuat sebuah hubungan menjadi lebih erat setelahnya. Akan tetapi, pertengkaran, bagaimana pun itu, tentu menyakiti kedua belah pihak. Apalagi, bila pertengkaran tak dapat diselesaikan dengan tepat dan melegakan, maka hal ini bisa menjadi semacam bom waktu yang bisa meledak kapan saja dan malah merusak hubungan rumah tangga. Oleh karenanya, akan lebih baik bila Anda dan pasangan berupaya untuk menghindari pertengkaran. Dr. Jerry Duberstein, terapis pernikahan dan konselor kesehatan mental berlisensi di Massachusetts, AS, memberikan tip berikut ini untuk menjaga rumah tangga Anda dari konflik yang meledak-ledak. 1. Jujurlah Tentang Keinginan Anda Komunikasi yang baik dan efektif adalah hubungan timbal balik yang sehat dari keduanya. Sering kali pertengkaran terjadi hanya karena tidak terungkapnya keinginan masing-masing. 2. Ciptakan Keamanan Pasangan sering kali tidak tahu bahwa tidak adanya komunikasi adalah tanda ketakutan atau ketiadaan perasaan aman di dalam hubungan. Tanpa ada rasa aman dalam hubungan, pasangan jadi akan tertutup dan enggan berbagi, bahkan tidak mau menyampaikan pendapat. Ini tentu akan jadi masalah kronis yang memicu pertengkaran semakin hebat. Baca juga Suami, Tempat Curhat Ternyaman 3. Saling Mempelajari Perbedaan Perempuan dan laki-laki memang berbeda. Perempuan butuh lebih banyak bicara dan mengutarakan perasaannya. Laki-laki biasanya dianggap lebih logis dan solutif. Bila antarpasangan tidak belajar bahwa ada perbedaan dalam cara masing-masing bereaksi atas sesuatu, maka pertengkaran menjadi hal yang sangat mudah timbul. 4. Dengarkan Sepenuh Hati Ingat bahwa Anda bukan mendengarkan untuk menunggu giliran Anda menjawab, melainkan mendengarkan dengan sepenuh hati. Anda perlu mendengarkan untuk mencari informasi yang akan membantu Anda mengetahui dan mencintai pasangan Anda secara lebih intim. Anda tidak akan mendapat apa pun jika Anda hanya menunggu pasangan berhenti berbicara sehingga Anda dapat mengatakan apa yang ingin Anda katakan. Baca juga 5 Kiat Mendengarkan dengan Penuh Empati agar Pasangan Merasa Dipahami 5. Ajukan Pertanyaan Terbuka Alih-alih memberikan pertanyaan seperti, ā€œKamu marah?ā€ lebih baik ajukan pertanyaan terbuka seperti, ā€œApa yang membuat kamu keberatan kalau aku harus pergi bekerja di akhir pekan?ā€ Kalimat tersebut mengundang diskusi yang lebih terang dan tidak menghakimi. 6. Perhatikan Kondisi Masing-masing Mengobrol bersama pasangan memang menyenangkan. Akan tetapi, selalu perhatikan untuk tidak membicarakan topik berat ketika Anda berdua lelah. 7. Jangan Berpikir Pasangan Bisa Membaca Pikiran Ini adalah sebuah kesalahan besar. Pasangan Anda bukanlah peramal. Ia tak bisa membaca pikiran Anda. Hanya karena berekspektasi bahwa ia mengerti pikiran Anda, Anda bisa jadi kesal sendiri saat ia tak melakukan apa yang Anda harapkan. Baca juga Cara Terbaik Selesaikan Pertengkaran dengan Suami Hubungan Suami Istri Tak Lagi Mesra, Mengapa? Sandi Rahasia Untuk Menambah Kemesraan Manfaat Bermesraan Mesra dalam Waktu 60 Detik LELA LATIFA FOTO FREEPIK Updated Juni 2022
MenghindariMinuman Keras, Berjudi Dan Pertengkaran. 1. Pengertian Berjudi. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, judi (kata benda) adalah permainan dengan memakai uang sebagai taruhan, seperti main dadu dan kartu. Judi atau berjudi dalam hukum Islam diberi batasan "halal dan haram" yang berdasarkan pada suatu niat dan tujuan dari permainan
Oleh Bambang Supiansyah, Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan BKD Bukan rahasia umum bahwa konflik adalah suatu yang desdruktif / merusak, karena itu sedapat mungkin konflik tersebut harus dihindari, namun fakta menunjukan bahwa dengan adanya konflik dapat memicu banyak kemajuan, inovasi dan kreatifitas, hal ini bila ditinjau dari segi positifnya konflik, tetapi kalau konflik tersebut ditinjau dari segi negatifnya, konflik itu akan memicu suatu kehancuran yang lambat laun akan mengakibatkan salah satu kelompok akan hancur. Dari sini timbul pertanyaan ā€œbagaimana kita menyikapi konflik?ā€. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut terlebih dahulu kita harus mengenal terlebih dahulu apa definisi dari konflik. Menurut sebagian para ahli konflik adalah perilaku anggota organisasi yang di curahkan untuk beroposisi terhadap anggota lainnya, selain itu ada juga yang mengatakan konflik adalah pertentangan yang terjadi ketika kepentingan salah satu kelompok dihalang-halangi, atau disingkirkan oleh kepentingan kelompok lain. Dari dua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya konflik itu adalah adanya dua kelompok yang saling bertentangan baik secara terbuka maupun latent tertutup. Konflik itu kadang-kadang merupakan suatu yang sangat perlu dalam suatu organisasi, tapi konflik yang bagaimana? Tentu saja konflik yang dapat merangsang perubahan dalam organisasi dan dapat menolong organisasi untuk secara terus menerus belajar learning, namun tidak semua konflik akan menciptakan perubahan yang positif. Konflik yang mampu merangsang perubahan hanyalah konflik yang lazim disebut konflik fungsional. Disini seorang leader/manager/pemimpin dituntut agar berperan besar untuk membuat dan membawa kearah konflik yang fungsional bukan membawa kearah konflik yang desdruktif/merusak. Sumber world wide Konflik yang fungsional akan merangsang organisasi menjadi kritis terhadap perubahan-perubahan yang selalu terjadi baik itu dari dalam intern maupun dari luar ekstern dan lebih inovatif serta kreatif, sedangkan konflik yang desdruktif merusak hanya akan merangsang organisasi menjadi kacau balau dan tidak kooporatif. Kalau kita lihat atau kita tinjau dari sudut pandang tradisional konflik itu hanya akan merusak sehingga harus dihindari bahkan sama halnya dengan irasionalitas, kekerasan dan kehancuran. Jika dalam suatu organisasi timbul suatu konflik, maka manajemenlah yang dapat memadamkan konflik, seorang leader/manager/pemimpin/dituntut bertindak baik secara administrasi maupun manajemen. Bagaimana seorang leader/manajer bertindak secara administrasi bisa dilihat dari caranya mengatur dan menjalankan penyelenggaraan apa yang dikehendaki suatu organisasi, sedangkan tindakan manajemen dapat dilihat dari bagaimana cara seorang pemimpin dalam mengendalikan, mengarahkan dan memanfaatkan segala faktor dan sumber daya, baik itu manusia, bahan, peralatan dan lain-lain, yang berdasarkan perencanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan atau mencapai suatu tujuan. Hal ini memang bukan tugas yang mudah, dari sini orang akan melihat bahkan dapat menilai peranan seorang pemimpin khususnya pemimpin hirarki yang berperan sebagai wasit atas pemutus pertentangan dalam organisasi secara efektif. Didalam melaksanakan tugasnya pemimpin yang satu dengan yang lainnya selalu ada perbedaan-perbedaan tertentu. Sikap dan tindak tanduk seorang pemimpin akan terlihat justru dalam caranya melakukan pekerjaan kepemimpinannya leadership seperti misalnya sewaktu dia memberi perintah kepada bawahannya, caranya menegur kesalahan-kesalahan bawahan, caranya memimpin rapat, cara berkomunikasinya, caranya menegakkan disiplin pada para bawahannya, cara merekomendasikan kegiatan yang sifatnya preparation kepada bawahan, dan sebagainya. Terkadang dalam merekomendasikan tugas kepada bawahan tidak sesuai dengan apa sebenarnya tugas pokok dan fungsi bawahan tersebut, sering kita lihat cara seorang pemimpin merekomendasikan suatu tugas pekerjaan, sesuaikah tugas yang diberikan kepada bawahan tersebut, karena jika rekomendasi tugas tersebut terjadi ketidaksesuaian tugas pokok dan fungsi si penerima tugas, hal inilah yang nantinya akan membuat suatu pekerjaan didalam suatu organisasi menjadi kebingungan akan wewenang kelompoknya. Hal seperti ini akan sangat mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin Leader dalam merubah perilaku pengikut atau bawahannya. Belum lagi pendapat atasan yang terkadang beranggapan bahwa staf/pegawai/bawahan itu adalah orang yang pasif, malas, tidak berambisi untuk maju, takut memikul tanggung jawab, baru bekerja setelah ada peringatan dari atasan, pendapat seperti ini sebaiknya ditinjau kembali oleh semua atasan atau pemimpin, karena ada satu pendapat para ahli managemen terutama managemen Sumber Daya Manusia ā€Tidak ada satu orang staf pun yang bodoh, tetapi yang bodoh itu adalah manager pengelola SDM nya itu sendiriā€ , karena jika sumber daya manusia tersebut ditempatkan sesuai dengan kompetensinya atau keahliannya, maka akan terlihatlah kemampuan yang sebenarnya dari orang tersebut. Memang staf atau bawahan memiliki bermacam-macam karakteristik dan kompetensi. Pemimpin harus jeli dalam menilai para bawahan atau staf dalam organisasi, staf atau bawahan itu dalam melaksanakan pekerjaan yang di berikan oleh atasannya memiliki karakteristik seperti yang sering kita lihat dalam suatu organisasi, ada bawahan yang memiliki kemampuan tapi tidak memiliki kemauan untuk bekerja, yang parah lagi ada bawahan yang tidak memiliki kemampuan bahkan dibarengi tidak memiliki kemauan untuk bekerja, ada yang tidak mampu namun juga dibarengi tidak ada kemauan untuk bekerja, tetapi ada juga karyawan itu yang mampu bahkan dibarengi adanya kemauan untuk bekerja. Kesemua itu tergantung pendekatan para pimpinan atau director dalam mengelola sumber daya manusia yang tersedia. Bagaimana menghadapi karakteristik individu dalam organisasi? akan dibahas pada penulisan selanjutnya Dokumen BKD Kabupaten Kotawaringin Timur ā€œsalah satu jiwa kebersamaan yang tertanam pada organisasiā€ Kepemimpinan itu adalah seni dan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, dalam artian seorang pemimpin itu mampu menggunakan kekuasaan secara efektif dan bertanggung jawab, seorang pemimpin mampu memahami manusia, bahwa manusia itu mempunyai perbedaan, kekuatan motivasi dalam waktu yang berbeda dan situasi yang berbeda pula, pemimpin itu mampu menggali inspirasi bawahan, dan pemimpin itu mampu menciptakan dan mengembangkan iklim serta situasi yang kondusif agar bawahan mau memberikan kreativitas dan kemampuan terbaiknya. Menurut pendapat seorang ahli Louis ā€œsumber yang dapat memicu konflik dalam organisasi adalah sebagai berikut Pertama ā€œkonlik terjadi karena saling ketergantunganā€, dalam menjalankan tugasnya antara unit yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan, sehingga terjadi kompetisi dalam memperebutkan otonomi dan koordinasi. Masing-masing unit akan memperjuangkan otonomi yang lebih besar untuk kepentingan unitnya. Langkah ini akan berbenturan dengan langkah dan keinginan organisasi dalam melakukan koordinasi. Semakin tinggi tingkat koordinasi dalam memperjuangkan otonomi, maka semakin tinggi pula potensi konflik apakah itu antar individu, kelompok maupun antar unit of measurement-unit of measurement dalam organisasi. Kedua ā€œsumber empuk pemicu konflik dalam organisasi lainnya adalah adanya perbedaan dalam menetapkan prioritas dan tujuanā€, dimana masing-masing unit pada umumnya hanya memperjuangkan kepentingan dan tujuan dari unitnya masing-masing tanpa memperhatikan tujuan dari unit of measurement lain hal seperti ini hanya akan memicu konflik antar unit dalam organisasi menjadi subur. Ketiga Faktor-faktor birokrasi, terkadang ada kesalahan dalam mendesain birokrasi, kesalahan dalam desain birokrasi dan prosedur ini adalah sumber empuk konflik yang sangat potensial dalam organisasi. Keempat Ukuran kinerja yang tidak sesuai, hal ini masih berkaitan dengan faktor-faktor birokrasi, hanya saja ini menyangkut tatacara melakukan monitoring, evaluasi dan penghargaan yang berbeda antar unit of measurement satu dengan yang lainnya, yang pada akhirnya bisa menimbulkan kecemburuan social antar unit, dan pemicu konflik ideal. Kelima Memperebutkan sumber daya yang langka, hal ini sangat erat hubungannya dengan ketersediaan sarana-sarana pendukung yang langka sehingga setiap unit of measurement saling berebut pendukung yang langka sehingga setiap unit saling berebut untuk mendukung operasi unitnya masing-masing. Dari uraian di atas kita akan tahu apa yang menyebabkan konflik, dinamika dan peranannya dalam organisasi. Ada pertanyaan kita dapat, bagaimana kita mengendalikan, menguasai dan mengatasi konflik yang berperanan negatif maupun positif tersebut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ada beberapa strategi dalam pengendalian konflik organisasi diantaranya dengan menerapkan strategi sebagai berikut Starategi pertama dengan cara Penghindaran advidance atau penarikan diri, strategi ini meliputi ketidak acuhan umum terhadap sebab-sebab dari konflik dengan membiarkan konflik berlangsung terus menerus pada tingkat bawah, kondisi-kondisi yang terkendali hanya pada bagian tertentu saja, bahkan bisa berupa sebaliknya konflik akan semakin memburuk. Metode yang digunakan diantaranya seolah-olah tidak memperhatikan adanya konflik, dengan cara pemisahan secara fisik dan mengadakan interaksi terbatas. Starategi kedua dengan cara Memecah dan menyebar diffusion, cara ini pemimpin dalam mengambil keputusan harus sedikit bersabar menunggu sampai konflik diantara dua kelompok menjadi berkurang emosionalnya. Strategi ketiga dengan cara Penyesuaian diri accommodation, dalam strategi ini paling tidak salah satu pihak yang terlibat konflik usahakan untuk menempatkan kepentingan pihak lain diatas kepentingan diri atau kelompoknya. Strategi keempat dengan cara mendesain kembali Birokrasi dan reorganisasi, strategi ini mengandalkan otoritas formal dan kepatuhan pada peraturan-peraturan organisasi yang berlaku, personal control pengendalian diri akan diganti dengan hukum birokratik, ada restruktur atau struktur organisasi harus dirancang kembali untuk mengurangi konflik. Strategi kelima dengan cara Perundingan, strategi ini biasanya erat dengan hubungannya dengan sumber-sumber yang ada, sehingga akan menimbulkan persaingan antar kelompok yang berkepentingan dengan hal tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut maka sumber harus ditingkatkan, atau tuntutan dari pihak-pihak yang bersaing harus diturunkan, dengan mengadakan perundingan-perundingan. Strategi keenam dengan Konfrontasi dan kolaborasi, strategi ini sumber konflik dicari, didiskusikan dan bisa ditemukan, dimana ditekankan sekali betapa pentingnya kebersamaan dari kelompok yang konflik. Dari uraian diatas tipe pemimpin yang bagaimana yang bisa mengendalikan konflik baik itu antar individu maupun antar unit/kelompok? untuk itu marilah kita telaah beberapa sifat kepemimpinan warisan tradisional yang perlu atau diperagakan oleh setiap pemimpin yang biasa disebut dengan istilah Hasthabrata. Pandangan ini bertitik tolak dengan sifat-sifat yang ada pada alam diantaranya adalah Pemimpin bisa menjadi Matahari Surya, dalam keseharian kita selalu menikmati sinar surya atau mentari yang bersifat panas, penuh dengan energy, matahari adalah sumber kehidupan. Tanpa matahari maka akan berakhirlah segala bentuk kehidupan, demikian juga dengan pemimpin hendaknya dapat memberi semangat kepada bawahan sehingga suasana menjadi hidup, enerjik dan penuh kreativitas dan dinamika. Seorang pemimpin hendaknya dapat menimbulkan kinerja pada orang yang dipimpinnya. Pemimpin dapat bersifat laksana Bulan Candra, yang mempunyai sifat indah, sejuk, menawan dan mampu menerangi kegelapan. Sebagai seorang pemimpin hendaknya dapat memberikan keteduhan dan ketentraman batin bagi anak buahnya, dapat memecahkan persoalan yang dihadapi bawahannya baik itu persoalan yang dihadapi bawahannya baik itu peroalan dinas maupun pribadi. Dengan demikian seorang pemimpin akan dikagumi oleh anak buahnya. Pemimpin dapat bersifat laksana Bintang kartika, yang merupakan petunjuk bagi mereka yang kehilangan arah, bintang bersifat sebagai pedoman bagi manusia yang memerlukannya. Begitu juga dengan pemimpin hendaknya tingkah laku dan perbuatannya patut diteladani, dapat dijadikan arah bagi tujuan individu, kelompok maupun organisasi. Pemimpin dapat bersifat laksana Angin Bayu, yang memiliki sifat merata, dan dapat mengisi setiap ruang yang kosong. Angin mampu menembus dan masuk kesegala tempat. Pemimpin hendaknya bersifat teliti, cermat dan dapat menyelami segala kehidupan anak buahnya. Pemimpin hendaknya mampu mengumpulkan data yang tepat dan akurat sehingga keputusan yang diambil lebih bijaksana. Pemimpin dapat bersifat laksana Awan Mega, yang memiliki sifat menakutkan. Tetapi apabila awan berubah menjadi hujan, maka akan memberikan kesegaran dan kehidupan, begitulah pemimpin hendaknya dapat bermanfaat bagi anak buahnya. Pemimpin dapat bersifat laksana Api Dahana, yang bersifat tegak dan tidak pandang bulu. Siapa yang mendekat akan hangus terbakar. Begitulah seorang pemimpin hendaknya memiliki suatu prinsip. Kata-kata dapat dipegang, konsekuen dan penuh tanggung jawab atas semua perbuatannya. Ia bersifat adil, tidak pilih kasih, siapa yang salah dihukum dan siapa yang berhasil diberi penghargaan. Artinya Pemimpin hendaknya bersifat tegas. Pemimpin dapat bersifat laksana Lautan Samudra, samudra itu bersifat luas, dapat memuat apa saja bahkan bisa untuk menampung segala benda. Seorang pemimpin hendaknya memiliki pandangan yang luas, sabar, artinya seorang pemimpin itu mampu menampung segala macam persoalan dan mampu mencari penyelesaian. Dan yang terakhir adalah bahwa Pemimpin dapat bersifat laksana Bumi Bantala, bumi bersifat kokoh dan sentosa, dia dapat menghancurkan segala macam barang yang tak berguna menjadi bermanfaat. Artinya Pemimpin hendaknya bersifat luhur dan sentosa budinya, jujur dan mampu memanfaatkan situasi dan kondisi. Demikian sifat-sifat pemimpin yang diharapkan bisa menanggulangi konflik yang ada pada organisasi yang dipimpinnya, mungkin dari tulisan tersebut diatas ada sedikit yang bisa menjadi masukan seorang pemimpin dalam memecahkan suatu masalah dalam kemelut kepemimpinan yang rumit dan yang menuntut tanggung jawab yang penuh untuk keberhasilan dalam mencapai tujuan individu, kelompok maupun organisasi yang telah ditetapkan. Untuk direnungkan, penulis disini menuliskan satu kalimat bijak, mungkin kata-kata bijak ini bisa untuk menjadi rambu-rambu untuk para pemimpin dalam membuat suatu keputusan dalam mencapai tujuan bersama dalam organisasi . Sumber Penulisan Manajemen SDM Salemba Empat 2006 Kepemimpinan UT 2002 Administrasi Kepegawaian UT 1996 Perilaku Organisasi UT 2002 Psikologi Sosial UT 2000 . 210 78 157 477 467 166 298 283

sikap yang dapat menghindari suatu pertengkaran adalah